3 Des 2011

Hiking sambil Melihat Eksploitasi Alam di Cirebon


Sekitar 20 km ke arah barat dari Kota Cirebon terdapat sebuah perbukitan yang sudah hancur membentang cukup luas di daerah Palimanan, Kabupaten Cirebon. Jika Anda dari kota cukup menggunakan angkutan umum sekitar selama 30-40 menit untuk menuju kawasan ini. Kawasan ini cukup dikenal oleh masyarakat sekitar karena dahulu merupakan sebuah kawasan wisata dengan nama Gunung Cupang. Terkenal dengan wisata air panas alam yang di sebut masyarakat sekitar dengan nama Banyu Panas. /sweat

Sekitar tahun 2003 ketika kali pertama saya menginjakan kaki di kawasan ini hutannya masih hijau dan segar. Kawasan yang menjadi tempat manusia menhirup udara segar dan bersih. Ditambah dengan adanya aliran sungai air panas menambah daya tarik dari kawasan ini. Aksesnya yang mudah dan berbagai potensi alam yang dimiliki menarik banyak warga untuk menghabiskan akhir pekan di hutan ini.




Namun itu keadaan berubah setelah ada pabrik semen yang dikelola oleh swasta. Kini kawasan ini telah menjadi daerah gunung kapur dan gunung batu yang terus menerus berkurang luas dan tinggi nya. Hutan yang dulu berudara segar kini penuh dengan abu kapur yang diterbangkan oleh cerobong-cerobong pabrik semen dan pengolahan batu. Sebuah dilema keterbatasan manusia, disatu sisi ia harus memenuhi kebutuhan pembangunan daerah tetapi harus merelakan hutannya.

Dahulu jalanan yang rapi ditata dengan batu di sisi kanan kirinya kini berupa tanah kering berbekas ban mobil truk sedalam 30cm bahkan berubah menjadi lumpur di musim penghujan. Dahulu semak perdu yang dihiasi bunga-bunga kecil kini sudah tidak lagi tercium wanginya. Riak aliran air yang mengalir dari telaga di atas bukin sekarang sudah tidak mengalir lagi. Suara cicitan burung-burung hutan kini hilang ditelan suara gemuruh mesin-mesin pabrik dan deru kendaraan. Bahkan dulu ketika saya pertama datang bertemu dengan penjual makanan yang sengaja membuka lapak di samping hutan untuk menunggu pembeli kini bangunan itu sudah tidak berbekas.

Bukit yang dulu indah telah bertransformasi menjadi kawasan exploitasi keserakahan manusia. Keserakahan manusia yang tak akan ada puasnya. Sebelum azab dari yang Maha Kuasa datang mereka tak akan jera untuk menghabiskan sumber daya itu dengan rakus. Akankah tempat indah ini kembali seperti dulu ? kembali hijau segar dan menyejukan dan menjadi rumah bagi yang membutuhkan.

Diawal perjalanan Saya menemui truk yang hilir mudik membawa bongkahan batu untuk diproses di pabrik. Anda diharapkan berhati-hati ketika anda berkunjng ke kawasan ini. Menit-menit awal perjalanan Saya terasa cukup membosankan karena yang terdengar hanyalah gemuruh suara mesin pabrik. Udara terasa sangat panas dan sinar matahari akan sangat menyengat karena hutan di bagian bawah telah gundul dan kering.



Sekitar setengah jam kemudian akan ada sebuah perempatan, jika anda mengambil jalur kiri bisa melihat bukit kapur tinggi, bekas eksploitasi pabrik semen, dan ladang warga. Disini suasana cukup gelap karena pohon-pohon masih rimbun menutupi sinar matahari. Saya juga bertemu beberapa warga yang sedang istrihat di antara pepohonan. Ada sebuah keindahan saat Saya mengambil jalur kiri, yaitu angin yang kencang membuat daun-daun kering berjatuhan.




Perjalanan semakin terjal, suasana semakin panas. Bonggol-bonggol pohon semakin banyak terlihat. Sesekali Saya melalui daerah yang benar-benar gersang dan menyengat. Masih satu jam untuk menuju perkampungan di puncak bukit ini. Semakin ke atas perjalanan cukup teduh dan Saya menemui beberapa anak-anak yang sedang bermain di bawah pohon-pohon rindang. Setelah satu jam mendaki bukit akhirnya bertemu dengan warga, mereka menyambut dengan sangat ramah.


Desa ini bernama Desa Cupang Kecamatan Gempol, Palimanan, Kabupaten Cirebon. Saya beristirahat di masjid setempat,  shalat dan meluruskan kaki Saya yang pegal. Angin disini cukup kencang dan tak berhenti. Ketika Saya beristirahat ada arak-arakan warga setempat. Budaya jawa di desa ini masih cukup kental. Mereka melakukan arak-arakan untuk merayakan ulang tahun anak kecil. Arak-arak ini berawal dari rumah anak yang berulang tahun kemudian berangkat menuju tengah desa, di tengah desa terdapat sebuah pohon beringin besar, mereka tiga kali mengelilingi pohon ini. Setelah meletakkan sesaji, arak-arakan ini berlanjut mengelilingi desa dan akan berakhir kembali di depan rumah anak tadi. Arak-arakan dengan didendangkan lagu-lagu khas Jawa dan bahasa daerah yang kental.





Setelah cukup beristrihat Saya melanjutkan perjalanan menuju puncak bukit ini. Berawal dengan pemandangan desa dan perkebunan warga, pemakaman dan kandang ternak.  Setelah berjalan sekitar 15 menit terlihat sebuah bukit batu yang berdiri menjulang. Tebing yang berupa batuan Karts ini terlihat megah dari bawah dan menopang bagian bukit sebelah barat. Saya melanjutkan perjalanan sedikit lagi ke atas untuk meliha Situs Petilasan Sunan Bonang.




Dibalik gunung tadi terdapat sebuah situs wisata yaitu Situs Wisata Sunan Bonang. Tempat ini terdapat beberapa bangunan dan warung. Petilasan merupakan tempat yang dahulu biasa digunakan oleh Kyai (sebutan untuk ahli agama)  berdoa dan beribadah. Di tempat ini terdapat banyak pohon beringin yang rindang. Tempat ini biasa di datangi orang untuk berziarah pada hari-hari besar Jawa.

Perjalanan pulang tidak melalui jalur yang sama, saya mengikuti jalan yang memutar menuju Majalengka. Kebetulan ketika berjalan bertemu dengan mobil Pick-up yang hendak ke bawah. Saya menumpang hingga menemui jalan besar dan terdapat angkutan umum. Dalam perjalanan saya melewati ladang warga yang luas dan melihat perbukitan yang tadi saya jelajahi.




Keadaan alam yang berubah sejak beberapa tahun terakhir cukup membuat Saya kecewa. Pemerintah setempat kurang mempeldulikan keberlangsungan ekosistem kawasan tersebut. Jika keadaan seperti itu berlanjut tahun-tahun mendatang mungkin air panas sudah tidak lagi mengalir dari puncak bukit tersebut.

Jaga keasrian sekitar. Keep green, keep natural. Mari kita beri warisan terbaik untuk anak cucu kita, Alam hijau terawat !











1 Comment:

Unknown mengatakan...

n'hun kang..sya budak asli dsa cupang..tos 13 thun mrantau d kalimantan..ga prnah pulang..tulisan n foto ny ng'hbur bgt..nuhun kang..
Mun aya tambah fto2 na..

Posting Komentar

Haloo !

Silakan mengisi Form di bawah ini untuk meninggalkan komentar pada tulisan ini.

 
; Blogger Widgets