22 Des 2011 3 Comment

Masih Mahasiswa : Cerita Akhir Semester

/hihi
     


Kali ini gue mau sedikit santai dulu di tulisan ini, gaya bahasa santai dan bebas, isinya kesana-kemari, dan yang pasti disini saya mau pake 'gue' capek bo' pake 'Saya' terus /wahaha. Udah banyak tampilan blog gue sekarang yang berubah, template; layout; addons; dan lainnya mau gue bikin santai. gue masih muda jadi masih pengen coba ini itu biar keliatan kreatif dikit. Intinya sih gue ga mau lagi repot mikirin penulisan yang kaku pake bahasa Indonesia yang baik dan benar di setiap artikel yang gue tulis. tapi teteep, gue tulis Catatan Perjalanan dengan khidmat dan setia dengan Format Penulisan yang baik dan benar soalnya editor pribadi gue yang inisialnya 'N' ntar kecapean ngedit-nya. /dignose

3 Des 2011 1 Comment

Hiking sambil Melihat Eksploitasi Alam di Cirebon


Sekitar 20 km ke arah barat dari Kota Cirebon terdapat sebuah perbukitan yang sudah hancur membentang cukup luas di daerah Palimanan, Kabupaten Cirebon. Jika Anda dari kota cukup menggunakan angkutan umum sekitar selama 30-40 menit untuk menuju kawasan ini. Kawasan ini cukup dikenal oleh masyarakat sekitar karena dahulu merupakan sebuah kawasan wisata dengan nama Gunung Cupang. Terkenal dengan wisata air panas alam yang di sebut masyarakat sekitar dengan nama Banyu Panas. /sweat

Sekitar tahun 2003 ketika kali pertama saya menginjakan kaki di kawasan ini hutannya masih hijau dan segar. Kawasan yang menjadi tempat manusia menhirup udara segar dan bersih. Ditambah dengan adanya aliran sungai air panas menambah daya tarik dari kawasan ini. Aksesnya yang mudah dan berbagai potensi alam yang dimiliki menarik banyak warga untuk menghabiskan akhir pekan di hutan ini.

2 Des 2011 4 Comment

Pendakian 1 Suro di Gunung Slamet Via Guci

/hihi


          Gunung Slamet atau disebut dalam sastra kuno dengan sebutan Gunung Agung memiliki ketinggian 3.428 mDpl. Gunung Slamet menjadi puncak tertinggi di Jawa Tengah dan kedua di Pulau Jawa setelah Gunung Semeru. Gunung ini merupakan salah satu gunung Stratovolcano di Indonesia. Jalur pendakian pada Gunung Slamet tergolong cukup terjal dan jarang ditemukan air, jika ada itu merupakan rembesan atau genangan saja. Terdapat 4 kawah di puncak dan semuanya aktif mengeluarkan uap belerang.

4 Nov 2011 3 Comment

Perjalanan ke Kepulauan Seribu : Pulau Kayu Angin


/hihi /thanks


                Perjalanan ke Kepulauan Seribu adalah trigger setelah lama menjadi orang rumahan.  Hampir 2 tahun hanya ‘kuliah-pulang’ membuat hidup terasa standar saja. Sampai akhirnya saya membuka Kaskus.Us dan menemukan thread Trip Kepulauan Seribu dari Backpacker Community Jabodetabek membuat hati rindu sensasi berpetualang. Akhirnya, Januari 2011 dengan Trip ini saya akhiri masa ‘orang rumahan’ dan menjadi ‘orang yang tidak pernah dirumah’. Be Brave to explore yourself !



1 Nov 2011 1 Comment

MARI MENJELAJAH INDONESIA ALA MAHASISWA

Editor : Nurilla Azizah

            Indonesia adalah negara yang sangat indah dan menarik baik dari sisi keindahan alam ataupun ragam budayanya. Jangan terlalu jauh membentangkan dari Sabang sampai Merauke, sekedar wilayah Jawa Barat saja sudah sulit untuk dijelajahi seluruh keindahannya. Berusaha menyusuri semua keindahan itu satu persatu, misalnya dengan cara bepergian ke suatu tempat atau travelling, tentu akan membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang tidak murah. Lantas, bisakah semua keindahan itu dinikmati oleh kita yang notabene masih mahasiswa?

22 Okt 2011 2 Comment

Perjalanan ke Gunung Gede : It's the Journey

/hihi




              Dalam setiap perjalanan tentu  ada rencana yang telah disusun dengan rapih, matang, dan siap untuk di lakukan. Tapi semua itu belum tentu dapat terealisasi secara keseluruhan. Banyak faktor yang mempengaruhi tetang keberhasilan melaksanakan rencana tersebut. Meskipun tidak semua tujuan berhasil dicapai namun tetap yang terpenting adalah kita bisa menikmati perjalanan dan menjaga mood kita tetap fun, toh tujuan kita adalah refreshing. So, nikmatilah perjalanan itu, jangan terlalu terpaku pada itinerary. Gunakan itinerary hanya sebagai gambaran umum, detailnya biarkan terjadi apa adanya. biarkan kaki kalian melangkah kemana mereka mau, tujuan adalah hadiah dan perjalanan adalah utamanya.


4 Okt 2011 6 Comment

Catatan Perjalanan ke Cikuray (30/10/2011)


/hihi

            Sakit hati dan tidak bisa tidur setelah fix cancel ke rinjani awal september kemarin jadi makin  kangen sama semua hal yang bernuansa gunung. Banyak pilihan yang direncanakan untuk mengobati sakit hati ini, salah satunya weekend ke gunung Gede dan gunung Pangrango sekaligus, tapi cancel juga. Akhirnya tiba juga saatnya merealisasikan rencana lama bersama Andri dan mas Topik yaitu kembali ke Kota Garut, Gunung Cikuray. Rencana ini sudah ada ketika mendaki Gunung Papandayan sekitar bulan Mei 2011 tapi cancel karena mamah sudah kangen anaknya, Halim :D
22 Jul 2011 9 Comment

SEMERU : Mimpi Nyata Menggapai Mahameru





semakin kau jauhi maka tampaklah kemegahannya. semakin kau dekati maka merendahlah untuk merasakannya. 
(Halim Ichsani, Mahameru, 18 Juli 2011)


Keinginan untuk mendaki Mahameru sudah ada sejak tahun-tahun yang lalu. Namun, baru tahun ini bisa terlaksana. Hanya bisa memimpikan berdiri di puncak tertinggi pulau Jawa, titik terjauh dari gravitasi, dan berdiri di antara para dewa, Mahameru.  Sungguh bukan hal yang mudah untuk berada di tempat itu. Diselimuti suhu dingin hingga mendekati 0, dihadapi dengan tanjakan yang menguji mental, dan yang terakhir lereng pasir berbatu yang hanya orang-orang dengan tekad terkuat yang bisa melewatinya. Semoga ini bisa menjadi motivasi kuat untuk pendaki yang sedang menyusun tekad kesana.
22 Jun 2011 0 Comment

Alasanku Untuk Tetap Hidup di INDONESIA








Saya harus bisa keliling INDONESIA. Negara yang diberkahi dengan keindahan tiada ujung tiada batas. Dari bawah laut Raja Ampat hingga puncak Mahameru yang berbunga es atau Puncak Jayawijaya yang mempunyai es abadi. Harum bungan edelweis di puncak gunung-gunung INDONESIA disetiap tarikan nafas. Sungguh beruntung terlahir di negara ini. Tidak semua orang bisa dengan mudah merasakan keindahan duniawi seperti ini.

Saya harus bisa keliling INDONESIA, disaat muda ataupun tua. Jika bertanya kepada orang luar negeri tentang INDONESIA yang mereka tahu adalah sebuah negara berkembang dimana korupsi merajalela, kelaparan, kemiskinan, tertinggalnya pendidikan. Mereka salah besar ! Mereka belum merasakan indahnya INDONESIA. Meskipun aku baru bisa mencicipi secuil keindahannya sudah membuatku terbius ingin lagi,lagi, dan tak ingin berhenti untuk terus merasakannya. Ini caraku bangga terhadap negeri ini !

Kesempatan terbesarku bukanlah bisa berkeliling INDONESIA namun kesempatan yang diberikan tuhan untuk bisa lahir hingga mati di tanah ini. Tempat banyak negara eropa datang menjajah, datang dengan mengeruk semua sumber daya alam, namun tetap saja, INDONESIA tidak pernah kehabisan pesonanya. Aku lahir di desa kecil di barat Cirebon, tempat yang biasa saja, tidak dingin tidak panas, namun sejak mengeluarkan langkah pertama dari rumah sudah terpancang keindahan bumi ku, Gunung Ciremai. Aku berhasil daki diumur 16 tahun. Perjuangan yang keras untuk bisa melihat dunia dari puncak gunung ini, pucak tertinggi di Jawa Barat.




Dengan cara apapun aku akan tetap keliling INDONESIA. Backpacker atau ala traveler tidak masalah bagiku. Semuanya tentu punya karakterisktik yang berbeda dan kelebihan serta kekurangan. Hal yang terpenting adalah apa yang telah kamu dapat, apa yang membuat kamu berbeda sebelum dan setelah perjalanan itu.

Mencapai tempat tujuan adalah sebuah bonus, bukan tujuan utama namun tetap sebagai pemanis perjalanan. Disaat aku melakukan perjalanan ke suatu tempat, entah itu hutan, laut, atau kota disaat itu alam mendidikku. Dihadang dengan berbagai godaan, cobaan, hingga kemungkinan terburuk sekalipun itu semata hanyalah cara alam mendidikku. Diperjalanan kutemui banyak teman, berbagai macam sifat-sifatnya. Ada yang lebih suka perjalanan ke gunung, ada yang ke pantai, ada juga yang ke kota, namun tidak masalah bagiku untuk ketempat-tempat itu. Semuanya punya esensi tersendiri, tentu saja tidak akan sama rasanya.

Tulisan ini setidaknya cukup mewakili mengapa aku ingin berkeliling INDONESIA, tidak hanya 'keliling' tapi juga menjelajah. Aku ingin membawa feel ketika di tempat-tempat itu dan menyebarkan untuk kalian melalui tulisanku. Semoga masih ada sisa umur untuk mewujudkan mimpi itu. 








29 Mei 2011 0 Comment

Catatan Pertama (Part 1)




Bertahun-tahun setelah lupa bagaimana saya mulai terkena racun backpacker, malam ini saya akan menceritakan sebagian dari hari-hari itu. Mendadak teringat bagaimana dulu semuanya terjadi begitu saja. Bingung malam minggu mau ngapain, iseng buka foto lama, jadi pengen cerita dulu seperti apa waktu pertama backpacker-an. Sekedar penawar rindu dan salam hangat untuk sahabatku Amirrudin dan Salikun, kita pengen dolan karo ira kabeh sing adoh maning. Kita bertiga punya jalan masing-masing, yakin suatu hari nanti bisa jalan bertiga lagi. I miss you, guys !

Edensor, dari beberapa bab di novel ini saya mengetahui tentang backpacker. Tantangan yang digambarkan dalam novel itu membuatku tertarik, tersesat, mencari arah, bertahan hidup, dan berbagai hal lain tentang survival.  Umurku yang masih relatif muda tidak menjadi penghambat untuk merasakan sensasi itu secara lansung. Akhirnya saat tahun ke-2 Sekolah Menengah Atas saya melakukan backpacking pertama.

Yogyakarta, tempat pertama yang terpikir untuk didatangi. Mendengar tentang seluk-beluk kota dari internet, artikel dan referensi lain sebagai modal untuk berangkat. Kesan pertama yang muncul, retro! Kota yang menjadi pusat kebudayaan Jawa, tempat yang konon adat-istiadat masa lampau masih bertahan. Saya orang awam yang tidak ada pengalaman sedikitpun mengenai berjalan jauh, melintas kota orang, dan menjadi pendatang baru untuk “menjamah” kebudayaan mereka. Berfikir pendek hanya semata memenuhi ego remaja yang serba ingin mencoba hal baru.

Saya tidak sendiri. Dua teman yang juga teracuni berhasil saya ajak hingga trip ini selesai. Amir dan Ikun, bukan teman sekelas ataupun satu desa. Mereka berdua hanya orang nekat yang bisa diajak kemanapun, dengan budget minim tentunya. Tak jauh berbeda denganku, mereka hanya terpaut lahir beberapa bulan lebih awal. Remaja biasa, nekat, polos, namun sedikit terbawa perubahan zaman. Ya, mereka berdua juga yang akan menemani di trip selanjutnya, tentu akan saya bahas di lain waktu.

Nekat namun tidak bodoh terlalu banget. Kami bertiga berangkat dengan hanya membawa uang yang kami prediksi cukup untuk beberapa hari bertahan hidup sambil menikmati kota Jogja. Ngeprint peta kota, beli buku Wisata Jogja, bawa carrier seperti mau ke gunung, hmm ya mungkin beberapa barang pribadi lain juga dibawa. Kami juga membawa kamera digital biasa yang kelak tidak bisa digunakan, bisa ding tapi hanya disaat yang ”tepat”. 


Saya lupa tepatnya hari apa kami berangkat, tapi hari itu adalah libur semester di tahun ke-2 sekolah menengah atas. Izin seadanya dari mamah papah, “hubungin mamah kalo ada apa-apa, uangnya cukup ga?” pesan mamah sebelum berangkat. Saya jawab seadanya saja, tak ingin membuat khawatir. Sama halnya dengan kedua temanku. 

Tanpa memesan tiket jauh-jauh hari untuk duduk di kereta ekonomi menuju Jogja adalah sebuah awal yang salah, karena kami berdiri selama 7 jam ditengah gerbong berpenumpang penuh plus pedagang asongan yang nonstop hilir mudik dikereta. Sekitar jam 7 sore kami start meninggalkan stasiun Prujakan Cirebon menuju Stasiun Lempuyangan di Jogja. 

Perjalanan pertamaku dengan kereta api tidak sebaik yang diharapkan. datang di stasiun 1 jam lebih awal dengan wajah pede seolah perjalanan akan menyenangkan. Masuk stasiun dan langsung membeli tiket seharga Rp26.000, tiket tanpa tempat duduk alias berdiri atau apalah terserah. Kami langsung masuk dan duduk sedapatnya di peron. Melihat banyak orang dengan tujuan entah kemana. Suasana sore mulai gelap. Berganti pengumuman dari ruang masinis bersuara. Akhirnya pengumuman untuk kereta yang kami akan naiki dibacakan. Telat.

Lebih dari 1 jam kami menunggu dan akhirnya datang juga kereta yang mulai terlihat dari jauh. Mendekat perlahan, penuh sesak sudah terlihat dari jendela-jendelanya. Prasangka buruk datang, semua orang yang duduk di samping kanan kiri beranjak berdiri. 90% dari orang yang ada dikereta menunggu kereta yang sama, 10% nya adalah pedagang asongan yang ingin menunaikan tugasnya. 


Posisi menentukan prestasi. Mungkin peribahasa nakal itu yang tepat untuk menggambarkan kondisi kami 1 sampai 7 jam berikutnya. Kami berdiri di ujung peron yang tentu saja akan sulit untuk masuk. Hajar dorong sana sini untuk bisa masuk lewat pintu ukuran 2x1 meter itu. Ditambah dengan 2 buah carrier yang cukup menambah hambatan. Ampun dah ! sulit banget buat masuk, ada penumpang yang ingin keluar untuk sekedar ke WC tidak bisa mengalah. Dengan susah payah akhirnya kami bertiga berdiri dalam gerbong yang panas, pengap, bau apek, sumup. Lebih dari 50 orang dalam satu gerbong ini. Tidak ada ruang untuk duduk. semua orang berdiri di selasar gerbong, jongkok saja sulit. Kandang ayam atau bebek aja ga gini-gini amat dah ! 

Sejujurnya dulu saya ngeri, kecewa, menyesal mengetahui bagaimana keadaan pada saat itu. Sebenarnya tersisa beberapa menit untuk mengambil keputusan. Turun dan membatalkan trip atau diam berdiri untuk sampai di Jogja dan pulang dengan keadaan seperti dikereta yang sama. Tapi saya terlalu bodoh saat itu. Otak berhenti berfikir. Darah keluar bersama keringat, habis tidak mengalir. Sampai kereta kembali berjalan dan detik-detik terasa berkali-lipat lebih panjang. Sangat panjang. Bagaimana saya bisa bertahan dalam keadaan itupun saya tidak mengerti. Cuek aja !

 
27 Mei 2011 2 Comment

Menjelajahi Sebagian Kecil dari Sukabumi

/hihi

Ujung Genteng, Sukabumi. Perjalananku kali ini adalah salah satu cara untuk menghilangkan penat dan padatnya perkuliahan. Berangkat sendiri dari Bandung dengan menggunakan Honda Win 100cc menuju Kota Bogor untuk bertemu dengan teman-teman yang berangkat dari Jakarta, sebelum melanjutkan perjalanan. Pantai Ujung Genteng dan Curug Cikaso.

 
; Blogger Widgets